Traveling adalah
suatu hal yang sangat berkesan, sensasional, dan tak terlupakan. Traveling tidak
hanya sekedar jalan-jalan ke tempat wisata sambil menghabiskan uang atau waktu,
namun juga bagaimana kita melihat sisi lain nusantara kita, atau bahkan dunia.
Traveling itu jauh
berbeda dengan jalan-jalan di pusat perbelanjaan seperti mall ataupun tempat
rekreasi modern, traveling itu haruslah sesuatu yang baru (bagi pribadi) dan
memberikan kesan tantangan tak terlupakan bagi individunya. Tantangan bukan
berarti harus selalu menantang seperti di televisi”, tapi sesuatu yang keluar
dari dalam diri.
Menurut saya
pribadi, traveling itu selain sebagai cara menyegarkan diri, juga salah satu
upaya kita untuk lebih mencintai negeri dan mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan traveling kita jadi tahu bagaimana kita menghargai alam,
lingkungan, dan apa yang ada disekitar kita. Kita jadi pikir” lagi kalau kita
mau merusak alam, karena kalau alam rusak, kotor, atau tercemar, kita tidak
akan bisa menikmati lagi indahnya pegunungan, sejuknya aliran sungai, dan suara”
alam.
Sudah sejak kecil
saya suka traveling, namun dulu saya jarang mengabadikan momen” bagus. Sekarang
zaman sudah maju, setiap kali hendak traveling tidak lupa saya siapkan
peralatan dokumentasi, minimal pake kamera hp lah. Bukan buat pamer, tapi
menurut saya sangat penting momen indah itu untuk diabadikan. Kita bisa pakai
gambar itu untuk berbagi dengan orang lain yang punya hobi sama buat referensi,
atau sekedar berbagi cerita.
Traveling itu bisa
dilakukan sendirian, namun jauh lebih “pas” jika dilakukan bersama-sama, bisa
bersama teman , keluarga, kerabat, maupun pasangan. Alangkah enaknya mereka
yang punya pasangan yang hobinya sama-sama traveling, jadi tanpa banyak bicara bisa
mengerti kekaguman apa yang timbul ketika melihat momen matahari terbenam.
Memang tidak banyak
orang yang hobi ber-traveling ria di negara ini, kebanyakan mereka memilih
membuat komunitas, jadi di dalam komunitas itu mereka bisa berbagi, memberikan
tips”, atau bahkan merencanakan bepergian bersama.
Hambatan yang paling
umum dihadapi para traveler biasanya masalah biaya, karena traveling rata”
tujuannya jauh atau lokasinya sulit dijangkau, sehingga membutuhkan perencanaan
yang matang. Namun tak jarang pula traveler yang memilih “mbambong” alias modal
2 hal, yaitu rencana dan nekat.
Tokoh mbambong
favorit saya yaitu Andrea Hirata yang pengalamannya pernah ia bagikan lewat
buku berjudul Edensor.
Andrea Hirata |
Mbambongers seperti Pak Andrea tentu memiliki
improvisasi dan inisiatif yang kuat karena ia pergi dengan budget superminim,
kalau tidak pintar” cari tambahan budget di jalan tentu ia akan menjadi
gelandangan karena tidak ada uang buat pulang. Namun ternyata disitulah letak kenikmatannya,
saya pernah mencoba mbambong (meski lingkupnya tingkat provinsi, ga sampai luar
pulau atau negeri) ke Jawa Tengah, tepatnya Yogyakarta, bersama kawan” saya di
kampus. Kami tidur di musholla, alun”, dan tempat lain yang bisa dibuat tidur ,
kami berbaur dengan sekitar sambil berkeliling ke tempat” disana. Sangat melelahkan
memang, namun tak terlupakan. Pengalaman yang kami dapatkan rasanya tidak akan
bisa ditukar dengan uang berapapun. VERY AMAZING!!!
Sangat ingin rasanya
suatu saat nanti untuk mencoba mbambong lagi, ke tempat yang lebih jauh lagi.
Bagi rekan traveler
di luar sana, semoga tetap sehat dan semangat, karena kalo ga sehat ga akan
bisa traveling (buhahahahaha), dan bagi yang belum pernah traveling, ayo, cobalah!
Selagi kamu masih punya tenaga dan waktu…
No comments:
Post a Comment