KERETA
JAWA
Tembang pujian yang berikutnya
adalah berjudul Kereto Jowo (Kereta Jawa). Tembang ini cukup popular di
kalangan orang tua, namun sudah jarang ditembangkan di masjid/musholla (mungkin
karena liriknya yang agak syereem).
ONO TANGIS KELAYUNG-LAYUNG
TANGISE WONG KANG WEDHI MATI
DITUMPAKNE KRETO JOWO
SING RODANE RUPO MANUNGSO, RUPO MANUNGSO
DILEBOKNE JERO GUO, TANPO BANTAL, TANPO KLOSO 2x
DIKEREKNE KELUARGANE, BANDANE, SERTO AMALE, SERTO AMALE
MONGKO BALI RONG PERKORO, KEJOBO AMAL SHOLEH OLO 2x
DITUTUPI AMBYANG-AMBYANG, DIURUKI, DISIRAM KEMBANG, DISIRAM
KEMBANG
SING SHOLATE ARANG-ARANG, PERTANDA IMANE KURANG
Terjemahannya kurang lebih seperti
ini :
“Ada tangis yang mendayu-dayu
Tangisan orang yang takut mati
Dinaikkan Kereta Jawa
Yang rodanya berupa manusia
Dimasukkan ke dalam gua (lubang), tanpa bantal, tanpa alas
Ditinggal pergi keluarganya, hartanya, serta amal ibadahnya
Hanya tersisa dua perkara (hal), yaitu amal sholeh maupun
amal buruk
Ditutupi dengan papan, dikubur, disiram bunga (tanahnya)
Yang sholatnya jarang-jarang, tandanya imannya kurang”
Wuihh, dalem banget kan liriknya.
Penuh makna dan perenungan. Terutama yang pernah lihat prosesi pemakaman mulai
dari memandikan jenazah sampai ke makamnya.
Dulu semasa kecil ane tidak berani
ketika disuruh menyanyikan pujian ini di musholla, soalnya begitu ane nyanyi
ane langsung bayangin macem”. Bahkan sampai sekarang meski ada lagu ini dalam
handphone, ane jarang berani mendengarkan. Dibanding film setan manapun,
menurut ane ini jauh lebih real, nyata, dan mistis. Hiiiii…..
Terlepas dari itu semua, tembang
tadi memiliki makna untuk mengajak kita segera bertobat, ga memandang apapun
agama atau kepercayaan kita, intinya sama, kita bakalan ngalamin kayak gini.
Eitss, bukan bermaksud buat sok nasehatin, ane sendiri juga masih jauh dari
bisa, masih banyak dosa & khilafnya.
Sekian dulu gan #RH
No comments:
Post a Comment