Catatan ke-3….
Suatu malam saat sedang
bersantai dengan pemilik rumah, lewat pukul 12 WITA tengah malam, jenset sudah
lama mati dan kami masih ngobrol ngalor ngidul dengan hanya diterangi lampu
surya (lampu yang menggunakan tenaga surya). Mata belum juga mengantuk dan
obrolan semakin seru, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara mirip anjing yang
meringkik, asal suara di samping sebelah rumah, dekat dengan pohon Mangga, Pak
Vincent (Pemilik rumah) berniat memeriksanya karena dia mengira itu suara
anjing berkelahi.
Ketika keluar, sambil membawa
senter ia berkeliling rumah, saya memilih berada di dalam rumah sambil
mendengarkan, tak lama terdengar suara Pak Vincent berteriak kaget, terdengar
juga suara batu yang dilempar, dan apa yang dibawanya ke dalam rumah sungguh
mengejutkan..
Seekor kelelawar besar yang
sudah tidak berdaya, mungkin akibat dilempar batu. Katanya, kelelawar ini
adalah sejenis Kalong, ukurannya bahkan seperti tikus, bentang sayapnya lebih
dari 1.5 meter. WOW…
Kalong semacam ini menurutnya
susah didapat, sering orang mencarinya tengah malam di hutan namun tidak dapat, mereka hidup di gua-gua ataupun
lubang serta pepohonan tinggi di dalam hutan..
Ukurannya yang sedemikian besar
sangat mengejutkan saya, dan menurut Pak Vincent ini belum apa-apa, masih ada
yang lebih besar lagi jika berusia dewasa..
WEW, pantas saja mangga di
samping rumah cepat habis, pemangsanya sebesar ini..
Harga ikan di daerah kampung
saya tinggal cukup terjangkau, untuk ikan ukuran sedang seperti tongkol, 10
ribu rupiah saja bisa dapat 4-6 ekor, dan bisa lebih murah lagi untuk jenis
ikan lain seperti ikan Tembang yang bisa dapat hingga 12 ekor, semakin sore
kita beli, semakin banyak ikan yang bisa didapat. Jenisnya pun lebih beragam
dan berbeda dengan yang biasa saya temui di Jawa. Untuk ikan yang berukuran
besar yang beratnya 25-40 kg, harganya bisa 40rb-60rb…
Harga daging juga lebih
terjangkau, di Manggarai rata-rata orang menjual daging dengan hitungan per
bagian yang dibagi sama rata, bukan per kilo seperti di Jawa. Metode
pembagiannya dinamakan Julu..
Sama halnya dengan buah-buahan,
orang di Manggarai tidak menjual dalam hitungan kilo tetapi per buah, di
kampung tempat saya tinggal, harga buah Alpukat saja dijual 1000 rupiah per
biji, terjangkau sekali bukan…
No comments:
Post a Comment